jangan dulu runtuh.



dari luar jendela masih terngiang,
jangan dulu runtuhkan rumah itu,
sebab masih hidup setengahku,
masih banyak bait yang belum lahir tanpa ibu.

ratusan kata yang kemudian membisu,
bait prematur telah dalam kandungan,
cinta tulus dengan sejuta keraguan,
semua masih dalam proses melahirkan.
tapi sebagaimana maksud tuhan,
yang terbaik adalah mengikhlaskan,
memperbaiki diri dan merelakan.

mungkin aku hanya sepucuk puisi untukmu,
dan memang terlalu bodoh menyampaikan maksudku.
jikalau kau sepucuk puisi untukku,
kau begitu hebat, telah membuat ku tersesat pada bait maksudmu.

aku yang terlalu bodoh, tidak mampu mengenal jalan pulang.
melakukan perjalanan tanpa mengerti arah tujuan.
kau yang begitu hebat, begitu cepat pergi menghilang.
mengarungi hari dengan dia yang tidak kau dambakan.

Gambar milik :
@nurisanisa ( nicul )

Komentar

Postingan Populer